kepoin.biz.id - Seni musik tradisional Indonesia memiliki keanekaragaman yang sangat kaya, dan salah satu di antaranya adalah Al-Banjari, sebuah kesenian yang berkembang pesat di Kalimantan Selatan. Al-Banjari adalah seni musik bernuansa religi yang memainkan peran penting dalam berbagai acara keagamaan. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang sejarah, peran, dan nilai-nilai religius yang terkandung dalam seni Al-Banjari serta bagaimana ia menjadi media dakwah yang unik dan efektif.
Mengenal Al-Banjari: Seni Musik Tradisional Bernafaskan Religi dari Kalimantan Selatan |
Sejarah Singkat Al-Banjari
Seni musik Al-Banjari memiliki akar sejarah yang kuat dalam budaya Islam di Indonesia. Musik ini berawal dari penyebaran agama Islam di Kalimantan Selatan, terutama melalui peran para ulama yang menggunakan musik sebagai alat dakwah. Diambil dari nama kota Banjarmasin, Al-Banjari mulai dikenal masyarakat sebagai bagian dari kesenian yang mendekatkan diri kepada Sang Pencipta melalui lirik-lirik sholawat.
Alat musik yang dominan dalam Al-Banjari adalah rebana, yang dipukul dengan teknik-teknik tertentu. Suara rebana yang khas ini dipadukan dengan lantunan sholawat, menciptakan suasana syakral dan menenangkan hati. Tidak hanya digunakan dalam acara keagamaan seperti maulid, Isra' Mi'raj, sunatan, dan pernikahan, Al-Banjari juga kerap diperdengarkan dalam majelis-majelis sholawat dan zikir, memperkuat hubungan spiritual umat Islam dengan Rasulullah SAW.
Fungsi dan Peran Al-Banjari dalam Dakwah
Salah satu peran utama Al-Banjari adalah sebagai media dakwah. Sebagaimana dijelaskan oleh KH. Anwar Zahid, seni ini bukan hanya hiburan semata, melainkan sarana untuk mendekatkan umat kepada nilai-nilai keagamaan. Dalam buku Musik dalam Islam karya Dr. Ahmad Basuni, disebutkan bahwa Al-Banjari merupakan kesenian yang mampu mengajarkan ajaran Islam dengan cara yang lebih halus dan meresap di hati para pendengarnya.
Penggunaan bahasa Arab dalam qasidah dan sholawat yang dibawakan menambah dimensi religius dari Al-Banjari. Namun, seiring dengan berkembangnya zaman, banyak kelompok Al-Banjari mulai menggunakan bahasa lokal dalam lirik-lirik mereka, yang semakin memperluas jangkauan dakwah kepada masyarakat luas. Hal ini menjadikan Al-Banjari sebagai salah satu media yang fleksibel namun tetap memegang teguh nilai-nilai keislaman yang mendalam.
Mengenal Al-Banjari: Seni Musik Tradisional Bernafaskan Religi dari Kalimantan Selatan |
Kesan Spiritual dan Emosional
Saat mendengarkan atau memainkan Al-Banjari, ada pengalaman spiritual yang berbeda. Ustadz Ali Mustofa, seorang tokoh penggiat Al-Banjari di Banjarmasin, menjelaskan bahwa saat pukulan rebana mengiringi lantunan sholawat, ia merasakan kedamaian yang mendalam. Menurutnya, kesenian ini mampu membangkitkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW secara lebih kuat. “Setiap kali saya memukul rebana dalam acara maulid atau sholawatan, saya merasakan hati lebih tenang dan fokus kepada Rasulullah,” katanya.
Kesan ini juga dialami oleh banyak umat Muslim yang turut serta dalam majelis-majelis Al-Banjari. Pada momen-momen tertentu, seperti saat pembacaan sholawat Nabi dalam sesi mahallul qiyam, peserta sering kali terhanyut dalam keharuan. Bahkan tak jarang air mata mengalir karena teringat akan dosa-dosa yang pernah diperbuat dan kerinduan mendalam kepada Nabi Muhammad SAW.
Beberapa ulama juga meyakini bahwa saat membaca sholawat, terutama dalam rangkaian maulid, Rasulullah SAW hadir secara spiritual di tengah majelis tersebut. Hal ini tentu menambah khidmat dan syakralnya suasana. Oleh karena itu, kesenian Al-Banjari tidak hanya berfungsi sebagai sarana hiburan, melainkan juga sebagai alat untuk memperkuat iman dan memperdalam rasa rindu kepada Rasulullah.
Makna dan Nilai-Nilai Religius
Seni Al-Banjari tidak hanya indah secara musikal, tetapi juga kaya akan makna religius. Dalam setiap pukulan rebana dan lantunan sholawat, terkandung pesan-pesan moral dan spiritual yang mendalam. Kesenian ini mengajarkan pentingnya mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meneladani kehidupan Rasulullah SAW.
Menurut Dr. Ahmad Basuni, seni musik dalam Islam, termasuk Al-Banjari, memiliki potensi besar untuk menjadi media penyebaran syiar agama. Tidak hanya memperdengarkan ayat-ayat suci Al-Qur’an atau puji-pujian kepada Allah dan Rasul-Nya, tetapi juga sebagai sarana untuk mengingatkan umat Islam akan kewajiban mereka sebagai hamba Allah.
Kehadiran Al-Banjari dalam berbagai acara keagamaan juga mengingatkan umat Islam akan pentingnya kebersamaan dan gotong royong dalam menjalankan syariat Islam. Melalui kesenian ini, tercipta suasana keakraban dan persatuan di antara umat yang hadir dalam majelis-majelis keagamaan. Hal ini menjadikan Al-Banjari bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai alat perekat sosial dan spiritual dalam masyarakat.
Mengenal Al-Banjari: Seni Musik Tradisional Bernafaskan Religi dari Kalimantan Selatan |
Perkembangan Al-Banjari di Era Modern
Meskipun Al-Banjari berasal dari Kalimantan Selatan, kini kesenian ini telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan hingga ke mancanegara. Kelompok-kelompok Al-Banjari bermunculan di berbagai kota, baik di Indonesia maupun di komunitas-komunitas Muslim di luar negeri. Mereka mempertahankan nilai-nilai asli dari Al-Banjari sembari menyesuaikan dengan budaya dan bahasa setempat.
Salah satu inovasi yang dilakukan oleh kelompok-kelompok ini adalah penggabungan Al-Banjari dengan seni musik modern. Ada yang menambahkan alat musik lain selain rebana, seperti gitar atau keyboard, untuk menciptakan variasi suara yang lebih beragam. Meskipun begitu, esensi dari Al-Banjari tetap dijaga, yaitu sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan Rasulullah.
Dengan perkembangan teknologi dan media sosial, kesenian Al-Banjari kini lebih mudah diakses oleh masyarakat luas. Banyak video penampilan Al-Banjari yang diunggah ke platform seperti YouTube dan Facebook, sehingga memperluas jangkauan dakwahnya. Hal ini juga memotivasi generasi muda untuk lebih tertarik dan ikut serta dalam pelestarian kesenian ini.
Penutup
Dengan segala keindahan musik dan nilai-nilai religius yang terkandung dalam Al-Banjari, seni ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan keagamaan umat Muslim di Indonesia, khususnya di Kalimantan Selatan. Tak hanya sebagai hiburan, Al-Banjari juga memiliki peran penting sebagai media dakwah yang efektif, mengajak umat Islam untuk semakin dekat kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.